Trenggalek - Memasuki musim kemarau, masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan di Trenggalek, Jawa Timur, perlu meningkatkan kewaspadaan, mengingat sebagian besar kawasan masuk kategori rawan kebakaran.
Wakil Kepala Administratur Perhutani KSKPH Kediri Selatan, Andi Iswindarto mengatakan, beberapa kawasan hutan yang rawan terbakar antara lain, hutan Gunung Jaas, hutan Gunung Kuncung, Gunung Orak-arik, Gunung Kebo, Gunung Sawe serta kawasan hutan Surodakan.
"Kerawanan ini terjadi, karena daun-daun di sekitar hutan kondisinya sangat kering, sehingga kalau terkena api bisa merembet ke mana-mana," katanya.
Menurutnya, dari pengalaman-pengalaman wilayah hutan yang rawan terbakar ini rata-rata justru kondisinya gundul atau hutan yang memiliki pohon masih kecil-kecil, sedangkan hutan yang yang ditanami pohon pinus cenderung relatif aman.
"Karena kalau hutan pinus itu ada aktifitas warga yang bertugas menyadap getah pinus, sehingga apabila terjadi kebakaran kecil bisa langsung diatasi," ujarntya kepada sejumlah wartawan.
Untuk meminimalisir hal tersebut pihaknya mengimbau, seluruh masyarakat tidak melakukan pembakaran sampah maupun dedaunan kering yang ada di dekat kawasan hutan, maupun membuang putung rokok sembarangan.
Selain itu, sebagai langkah antisipasi kebakaran hutan, Perhutani KSKPH Kediri Selatan telah membentuk Satauan Tugas Pengendalikan Kebakaran (Satgasdalkar), yang tersebar di seluruh wilayah Trenggalek. Jumlah personil yang terlibat satuan tugas ini sebanyak 105 orang, diambilkan dari unsur perhutani yang bertugas di masing-masing RPH.
Andi menjelaskan, satgas yang dibentuk ini siaga selama 24 jam penuh dan melakukan upaya pemadaman apabila ada kawasan hutan yang terbakar. Selain unsur internal perhutani, pihaknya juga melibatkan warga yang ada di sekitar kawasan hutan maupun Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
Lanjut dia, sistem pemadaman api yang digunakaan apabila terjadi kebakaran hutan di daerah pegunungan, dilakukan dengan cara manual atau dengan menggunakan ranting dan desaunan basah yang ada di sekitar hutan. cara ini terpaksa dilakukan, karena medan yang sulit tidak memungkinkan satgasdalkar membawa peralatan pemadam kebakaran.
"Kami juga akan koordinasi dengan instansi terkait, mulai dari kepolisian,TNI, pemerintah maupun tim pemadam kebakaran," imbuhnya.
Perhutani berharap seluruh elemen masyarakat bisa bekerjasama untuk menjaga kawasan hutan dan sekitarnya, sehingga tidak terjadi kebakaran seperti tahun-tahun sebelumnya. "Yang paling penting agar jangan sampai kebakaran merembet hingga permukiman warga," pungkasnya.
Terima Kasih telah mampir di www.trenggalekkita.com, silakan untuk menuliskan komentar pada kolom di bawah ini. Penulisan komentar tidak boleh mengandung kata-kata kotor, SARA serta berbau pornografi. Kami juga tidak mengzinkan pencantuman link. EmoticonEmoticon