Trenggalek - Perayaan Lebaran Ketupat di Trenggalek, Jawa Timur dimanfaatkan oleh sejumlah kelompok masyarakat untuk melepas seribu lebih balon udara raksasa dari berbagai ukuran.
Pelepasan balon udara yang diterbangkan dengan tenaga asap tersebut berlangsung meriah. ratusan warga tampak antusias menyaksikan tradisi tahunan ini.
Salah seorang panitia peluncuran balon, Mushola Baitussalam, Desa Wonoanti, Kecamatan Gandusari, Trenggalek. Sunardi mengatakan, setiap Lebaran Ketupat, kelompoknya rutin menerbangkan ratusan balon udara, sesaat setelah melakukan sholat Dhuha berjamaah dan kenduri ketupat.
"Kalau di sini tidak hanya pemudanya saja yang meluncurkan balon, anak-anak dan orang tua juga ikut serta," katanya kepada wartawan.
Pemandangan serupa terlihat di Desa Gandusari, Kecamatan Gandusari. Di lokasi ini, warga membuat balon raksasa dengan ketinggian 25 meter dan diameter empat meter. Balon jumbo tersebut merupakan hasil gotong royong warga sekitar selama sepekan terakhir. "Alhamdulillah balonnya bisa diterangkan dengan mudah," kata salah seorang pemuda setempat, Samsul Ma'arif.
Prosesi peluncuran balon udara plastik ini juga berlangsung di berbagai kecamatan, mulai dari Kecamatan Durenan hingga Kecamatan Tugu, serta kawasan pegunungan lainnya.
"Setiap daerah di sini (Trenggalek) memiliki cara dan tradisi sendiri-sendiri untuk merayakan Lebaran Ketupat. Pemerintah dalam hal ini hanya mendukung selama kegiatan itu positif dan memiliki semangat kearifan lokal," kata Kabag Humas Pemkab Trenggalek, Yuli Priyanto.
Kendati atraksi pelepasan balon udara cukup banyak, Sunardi dan beberapa warga lain mengaku jumlah itu tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya, karena Lebaran Ketupat tahun ini jatuh pada hari Jumat, sehingga waktu untuk pelepasan balon terbatas karena tengah hari harus menunaikan ibadah shalat Jumat.
"Kami mohon maaf, kegiatan kali ini tidak semeriah tahun lalu. Sebab jika banyak, pelepasan balon butuh waktu panjang, biasanya hingga sore," kata Sunardi.
Tradisi pelepasan balon udara itu sendiri konon telah berlangsung sejak belasan tahun silam.
Seperti halnya saat perayaan Idul Fitri, pesta balon udara dimaksudkan untuk menciptakan kemeriahaan dan luapan rasa syukur setelah enam hari menjalankan ibadah sunah puasa syawal sejak H+2 Lebaran.
Di sisi lan, tradisi yang diti dilaksanakan setiap tahun ini justru dikeluhkan oleh pihak PLN, mengingat beberapa balon yang diterbangkan jatuh di jaringan listrik bertegangan tinggi, akibatnya beberapa wilayah mengalami pemadaman.
"Ada satu balon udara yang jatuh tepat di atas jaringan kabel listrik PLN di wilayah Durenan sehingga terjadi korsleting," kata Kepala PLN Rayon Trenggalek, Tarwoko.
Meski sempat menyebabkan arus listrik terputus dan mengganggu perayaan Lebaran Ketupat di wilayah Durenan, Tarwoko memastikan insiden itu tidak sampai menimbulkan kerusakan berarti.
Petugas yang mendapat laporan dari warga tentang putusnya jaringan listrik di aerah itu segera melakukan langkah penanganan dengan menyingkirkan balon udara yang masih tersangkut di atas jaringan kabel PLN di jalan raya Durenan.
Terima Kasih telah mampir di www.trenggalekkita.com, silakan untuk menuliskan komentar pada kolom di bawah ini. Penulisan komentar tidak boleh mengandung kata-kata kotor, SARA serta berbau pornografi. Kami juga tidak mengzinkan pencantuman link. EmoticonEmoticon