Trenggalek, 2/5 - Komisi IV DPRD Trenggalek, Jawa Timur menyoroti tingginya jumlah siswa miskin yang ada di wilayah pegunungan khususnya Kecamatan Dongko.
Ketua Komisi IV DPRD Trenggalek, Sukono, Kamis mengatakan dari hasil sidak di SMP I Dongko, pihaknya menemukan sedikitnya 100 siswa yang berasal dari keluarga sangat miskin dan mengalami kesulitan biaya sekolah.
"100 siswa itu hanya yang ada di SMP I DOngko saja, sehingga kalau kita melihat ke sekolah-sekolah lain di kawasan atas (pegunungan) maka jumlahnya kami yakin akan lebih banyak," katanya.
Lanjut dia, tingginy jumlah siswa miskin tersebut perlu mendapatkan perhatian serius dari pemeriantah daerah, karena apabila dibiarkan bisa mengancam kelangsungan pendidikan masing-masing pelajar.
"Meskipun pemerintah sudah mengucurkan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) namun para pelajar itu tetap membutuhkan biaya untuk bersekolah, apakah itu seragam, buku serta kebutuhan yang lainnya," ujarnya.
Ia menjelaskan, tingginya siswa dari keluarga tidak mampu tersebut salah satunya akibat dari merosotnya penghasilan warga Kecamatan Dongko setelah berakhirnya kejayaan tanaman cengkeh.
"Kalau dulu disana itu bisa dikatakan makmur, namun setelah harga cengkeh anjlok penghasilan warga juga ikut merosot tajam," katanya.
Politikus Partai Golkar ini menambahkan, pihaknya telah memanggil Kepala Dinas Pendidikan Trenggalek, Kusprigianto untuk mengetahui secara detail permasalahan tersebut serta jalan keluar yang sedang ditempuh.
"Kepala dinas pendidikan membenarkan adanya siswa miskin tersebut, namun dari 100 siswa itu, pada tahun lalu hanya 11 anak yang mendapatkan bantuan berupa beasiswa pendidikan, sedangkan sisanya belum," paparnya.
Lanjut Sukono, untuk mengurangi potensi putus sekolah para siswa yang tidak mampu tersebut, pihaknya mendesak pemerintah kabupaten khususnya dinas pendididikan dan kebudayaan memanfaatkan potensi anggaran yang ada.
"Selain itu kami juga telah meminta pihak PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan) untuk turut serta membantu mengentaskan siswa yang kurang mampu tersebut, di PNPM ada program seperti itu," ujarnya.
Ketua Komisi IV DPRD Trenggalek, Sukono, Kamis mengatakan dari hasil sidak di SMP I Dongko, pihaknya menemukan sedikitnya 100 siswa yang berasal dari keluarga sangat miskin dan mengalami kesulitan biaya sekolah.
"100 siswa itu hanya yang ada di SMP I DOngko saja, sehingga kalau kita melihat ke sekolah-sekolah lain di kawasan atas (pegunungan) maka jumlahnya kami yakin akan lebih banyak," katanya.
Lanjut dia, tingginy jumlah siswa miskin tersebut perlu mendapatkan perhatian serius dari pemeriantah daerah, karena apabila dibiarkan bisa mengancam kelangsungan pendidikan masing-masing pelajar.
"Meskipun pemerintah sudah mengucurkan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) namun para pelajar itu tetap membutuhkan biaya untuk bersekolah, apakah itu seragam, buku serta kebutuhan yang lainnya," ujarnya.
Ia menjelaskan, tingginya siswa dari keluarga tidak mampu tersebut salah satunya akibat dari merosotnya penghasilan warga Kecamatan Dongko setelah berakhirnya kejayaan tanaman cengkeh.
"Kalau dulu disana itu bisa dikatakan makmur, namun setelah harga cengkeh anjlok penghasilan warga juga ikut merosot tajam," katanya.
Politikus Partai Golkar ini menambahkan, pihaknya telah memanggil Kepala Dinas Pendidikan Trenggalek, Kusprigianto untuk mengetahui secara detail permasalahan tersebut serta jalan keluar yang sedang ditempuh.
"Kepala dinas pendidikan membenarkan adanya siswa miskin tersebut, namun dari 100 siswa itu, pada tahun lalu hanya 11 anak yang mendapatkan bantuan berupa beasiswa pendidikan, sedangkan sisanya belum," paparnya.
Lanjut Sukono, untuk mengurangi potensi putus sekolah para siswa yang tidak mampu tersebut, pihaknya mendesak pemerintah kabupaten khususnya dinas pendididikan dan kebudayaan memanfaatkan potensi anggaran yang ada.
"Selain itu kami juga telah meminta pihak PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan) untuk turut serta membantu mengentaskan siswa yang kurang mampu tersebut, di PNPM ada program seperti itu," ujarnya.
Terima Kasih telah mampir di www.trenggalekkita.com, silakan untuk menuliskan komentar pada kolom di bawah ini. Penulisan komentar tidak boleh mengandung kata-kata kotor, SARA serta berbau pornografi. Kami juga tidak mengzinkan pencantuman link. EmoticonEmoticon