Trenggalek, 15/4 - Tim memdis Rumah Sakit Umum Daera (RSUD) Dr Soedomo Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur bakal melakukan pemeriksaan kesehatan ulang terhadap 300-an bakal calon legislatif (caleg).
Direktur RSUD Dr Soedomo Trenggalek, Noto Budianto, Senin mengatakan, pemeriksaan ulang tersebut dilakukan karena terdapat perbedaan "form" isian yang dikeluarkan rumah sakit dengan ketentuan KPU.
"Kami memang terlambat dalam menerima informasi mengenai adanya form khusus tersebut, karean pihak KPU Trenggalek sendiri baru mengirimkan pemberitahuan hari ini," katanya.
Padahal pihak rumah sakit telah melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap ratusan bakal calon legislatif sejak sepekan terakhir.
"Ketentuan ini sudah diatur dalam Undang-undang pemilu, tapi kami tahu sekarang ini, Seharusnya dari awal pihak KPU memberitahu ke kami agar tidak terjadi pengulangan seperti ini," ujarnya.
Pria yang berprofesi sebagai dokter ini mejelaskan, dalam surat keterangan sehat yang baru tersebut wajib menerangkan bahwa bakal calon legislatif sehat secara jasmani dan rohani. Untuk itulah seluruh bakal caleg diwajibkan untuk mengikuti tes lain berupa pemeriksaan kejiwaan.
"Sebetulnya dalam surat keterangan yang kami keluarkan itu sudah bisa mencakup sehat jasmani dan rohani, namun karena ketentuan dalam aturan KPu seperti itu maka akan kami ikuti,"imbuh Noto.
Sementara itu untuk mengantisipasi membeludaknya peserta tes keksehatan, pihak RSUD Dr Soedomo Trenggalek akan berkoordinasi dengan masing-masing partai politik yang ada di Trenggalek.
"Hari ini tadi kami memanggil perwakilan dari Partai Golkar dan PDI Perjuangan untuk mengetahui berapa calon lehislatif yang dimiliki dan nantinya akan kami bagi," ujarnya.
Proses pememeriksaan kesehatan bakal caleg tersebut sempat terjadi kekacauan, sejumlah pengurus Partai Gerindra memprotes pihak rumah sakit karena dinilai tebang pilih dan tidak siap dalam melayani partainya.
"Yang pertama adalah tes yang dilakukan sebelumnya itu tidak sesuai dengan ketentuan KPU, seharusnya ada tes kejiwaan tapi partai-partai lain yang kemarin tidak demikian ini mengindikasikan bahwa terjadi tebang pilih," kata bakal callon Legislatif Partai Gerindra, Husni Tahir Hamid.
Selain itu, manajemen rumah sakit dinilai tidak siap dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap para caleg, hal itu terbukti dari tidak adanya petunjuk khsus bagi peserta pemilu tersebut.
"Kami harus bagaimana , dari loket ini ke loket mana itu tidak jelas, padaal jumlah bakal caleg yang akan melakukan pemeriksaan itu ada lebih dari 500 orang," ujarnya.
Sementara itu Direktur RSUD Dr Soedomo Trenggalek, Noto Budianto menyangkal bahwa pihaknya tidak siap melayani para peserta pemilu tersebut.
"Ini adalah keadaan darurat karena kami tahu adanya form isian khusus tersebut baru hari, tapi kami langsung mengambil langkah dengan melakukan bongkar kantor dan memberikan stan khsus untuk pemeriksaan caleg," katanya.
Direktur RSUD Dr Soedomo Trenggalek, Noto Budianto, Senin mengatakan, pemeriksaan ulang tersebut dilakukan karena terdapat perbedaan "form" isian yang dikeluarkan rumah sakit dengan ketentuan KPU.
"Kami memang terlambat dalam menerima informasi mengenai adanya form khusus tersebut, karean pihak KPU Trenggalek sendiri baru mengirimkan pemberitahuan hari ini," katanya.
Padahal pihak rumah sakit telah melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap ratusan bakal calon legislatif sejak sepekan terakhir.
"Ketentuan ini sudah diatur dalam Undang-undang pemilu, tapi kami tahu sekarang ini, Seharusnya dari awal pihak KPU memberitahu ke kami agar tidak terjadi pengulangan seperti ini," ujarnya.
Pria yang berprofesi sebagai dokter ini mejelaskan, dalam surat keterangan sehat yang baru tersebut wajib menerangkan bahwa bakal calon legislatif sehat secara jasmani dan rohani. Untuk itulah seluruh bakal caleg diwajibkan untuk mengikuti tes lain berupa pemeriksaan kejiwaan.
"Sebetulnya dalam surat keterangan yang kami keluarkan itu sudah bisa mencakup sehat jasmani dan rohani, namun karena ketentuan dalam aturan KPu seperti itu maka akan kami ikuti,"imbuh Noto.
Sementara itu untuk mengantisipasi membeludaknya peserta tes keksehatan, pihak RSUD Dr Soedomo Trenggalek akan berkoordinasi dengan masing-masing partai politik yang ada di Trenggalek.
"Hari ini tadi kami memanggil perwakilan dari Partai Golkar dan PDI Perjuangan untuk mengetahui berapa calon lehislatif yang dimiliki dan nantinya akan kami bagi," ujarnya.
Proses pememeriksaan kesehatan bakal caleg tersebut sempat terjadi kekacauan, sejumlah pengurus Partai Gerindra memprotes pihak rumah sakit karena dinilai tebang pilih dan tidak siap dalam melayani partainya.
"Yang pertama adalah tes yang dilakukan sebelumnya itu tidak sesuai dengan ketentuan KPU, seharusnya ada tes kejiwaan tapi partai-partai lain yang kemarin tidak demikian ini mengindikasikan bahwa terjadi tebang pilih," kata bakal callon Legislatif Partai Gerindra, Husni Tahir Hamid.
Selain itu, manajemen rumah sakit dinilai tidak siap dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap para caleg, hal itu terbukti dari tidak adanya petunjuk khsus bagi peserta pemilu tersebut.
"Kami harus bagaimana , dari loket ini ke loket mana itu tidak jelas, padaal jumlah bakal caleg yang akan melakukan pemeriksaan itu ada lebih dari 500 orang," ujarnya.
Sementara itu Direktur RSUD Dr Soedomo Trenggalek, Noto Budianto menyangkal bahwa pihaknya tidak siap melayani para peserta pemilu tersebut.
"Ini adalah keadaan darurat karena kami tahu adanya form isian khusus tersebut baru hari, tapi kami langsung mengambil langkah dengan melakukan bongkar kantor dan memberikan stan khsus untuk pemeriksaan caleg," katanya.
Terima Kasih telah mampir di www.trenggalekkita.com, silakan untuk menuliskan komentar pada kolom di bawah ini. Penulisan komentar tidak boleh mengandung kata-kata kotor, SARA serta berbau pornografi. Kami juga tidak mengzinkan pencantuman link. EmoticonEmoticon