Trenggalek, 9/1 - Tiga jembatan utama penghubung kecamatan dan desa di Trenggalek, Jawa Timur rusak berat akibat terkikis arus sungai dalam kurun waktu sepekan terakhir.
Bupati Trenggalek, Mulyadi WR, Rabu mengatakan, beberapa infrastruktur tersebut diantaranya jembatan Pakel yang menghubungkan kecamatan Kampak dengan Watulimo, jembatan Nglinggis yang menghubungkan Desa Nglinggis dan Duren, serta jembatan utama di Desa Ngrandu Kecamatan Suruh.
"Untuk yang Ngrandu ini sudah putus total, kemudian untuk Nginggis kondisinya retak disekeliling tiang penyangganya, sedangkan untuk Pakel ini masih akan kami cek," katanya.
Lanjut dia selain jembatan, ruas jalan utama Kampak-Munjungan juga mengalami kerusakan parah, sebagian badan jalan amblas terbawa longsor setelah diguyur hujan deras beberapa waktu yang lalu.
Menurutnya, ruas Kampak-Munjungan harus segera dilakukan penanganan, karena merupakan jalur terpenting untuk menuju Kecamatan Munjungan. Selain itu apabila tidak segera ditangani maka dikhawatirkan akan mengikis habis seluruh badan jalan.
Orang nomor satu di Pemkab Trenggalek ini menjelaskan, rusaknya sejumlah jembatan tersebut diduga akibat derasnya arus sungai selama musim penghujan, sehingga membawa seluruh sedimen yang ada di aliran sungai.
"Contohnya di Nglinggis itu kalau dulu ada pasirnya, sekarang dasar sungai ini sudah tanah padas karena hilang terbawa arus. Kami juga akan melakukan kajian apakah derasnya arus sungai ini juga ada kaitannya dengan pembukaan pintu di bendungan Niama Tulungagung," ujarnya.
Mulyadi menambahkan, untuk menangani kerusakan jalan dan jembatan tersebut Pemkab Trenggalek akan menggunakan daa tak terduga yang yang ada pada APBD.
"Kalau tidak salah dana itu sekarang masih ada sekitar Rp1 miliar, dan nantinya penggunaannya juga akan disuaikan dengan ketentuan yang berlaku yakni dana itu hanya untuk kedaruratan saja, artinya bangunannya tidak boleh permanen," katanya.
Sementara itu untuk melakukan tahap pembangunan secara permanen pihaknya akan melakukaan kajian dengaan tim teknis guna menentukan metode pembangunan yang sesuai dengan kondisi di lapangan.
"Kami berharap setiap jembatan konstruksi penyangganya menggunakan tiang pancang, kalau tidak begitu minimal memakai sistem pondasi sumur sehingga apabila terjadi pengikisan tidak masalah," kata Mulyadi.
Sementara itu, Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) kanupaten Trenggalek, Joko Rusianto mengaku telah melakukan estimasi kebutuhan pembangunan jembatan darurat dan jalan Kampak-Munjungan.
"Sesuai dengan hasil penghitungan teman-teman di BPBD semuanya sekitar Rp600 juta, tapi dengan catatan tidak terjadi longsor susulan," ujarnya.
Bupati Trenggalek, Mulyadi WR, Rabu mengatakan, beberapa infrastruktur tersebut diantaranya jembatan Pakel yang menghubungkan kecamatan Kampak dengan Watulimo, jembatan Nglinggis yang menghubungkan Desa Nglinggis dan Duren, serta jembatan utama di Desa Ngrandu Kecamatan Suruh.
"Untuk yang Ngrandu ini sudah putus total, kemudian untuk Nginggis kondisinya retak disekeliling tiang penyangganya, sedangkan untuk Pakel ini masih akan kami cek," katanya.
Lanjut dia selain jembatan, ruas jalan utama Kampak-Munjungan juga mengalami kerusakan parah, sebagian badan jalan amblas terbawa longsor setelah diguyur hujan deras beberapa waktu yang lalu.
Menurutnya, ruas Kampak-Munjungan harus segera dilakukan penanganan, karena merupakan jalur terpenting untuk menuju Kecamatan Munjungan. Selain itu apabila tidak segera ditangani maka dikhawatirkan akan mengikis habis seluruh badan jalan.
Orang nomor satu di Pemkab Trenggalek ini menjelaskan, rusaknya sejumlah jembatan tersebut diduga akibat derasnya arus sungai selama musim penghujan, sehingga membawa seluruh sedimen yang ada di aliran sungai.
"Contohnya di Nglinggis itu kalau dulu ada pasirnya, sekarang dasar sungai ini sudah tanah padas karena hilang terbawa arus. Kami juga akan melakukan kajian apakah derasnya arus sungai ini juga ada kaitannya dengan pembukaan pintu di bendungan Niama Tulungagung," ujarnya.
Mulyadi menambahkan, untuk menangani kerusakan jalan dan jembatan tersebut Pemkab Trenggalek akan menggunakan daa tak terduga yang yang ada pada APBD.
"Kalau tidak salah dana itu sekarang masih ada sekitar Rp1 miliar, dan nantinya penggunaannya juga akan disuaikan dengan ketentuan yang berlaku yakni dana itu hanya untuk kedaruratan saja, artinya bangunannya tidak boleh permanen," katanya.
Sementara itu untuk melakukan tahap pembangunan secara permanen pihaknya akan melakukaan kajian dengaan tim teknis guna menentukan metode pembangunan yang sesuai dengan kondisi di lapangan.
"Kami berharap setiap jembatan konstruksi penyangganya menggunakan tiang pancang, kalau tidak begitu minimal memakai sistem pondasi sumur sehingga apabila terjadi pengikisan tidak masalah," kata Mulyadi.
Sementara itu, Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) kanupaten Trenggalek, Joko Rusianto mengaku telah melakukan estimasi kebutuhan pembangunan jembatan darurat dan jalan Kampak-Munjungan.
"Sesuai dengan hasil penghitungan teman-teman di BPBD semuanya sekitar Rp600 juta, tapi dengan catatan tidak terjadi longsor susulan," ujarnya.
Terima Kasih telah mampir di www.trenggalekkita.com, silakan untuk menuliskan komentar pada kolom di bawah ini. Penulisan komentar tidak boleh mengandung kata-kata kotor, SARA serta berbau pornografi. Kami juga tidak mengzinkan pencantuman link. EmoticonEmoticon